malam ini begitu sunyi, suara - suara derit baling - baling kipas angin di kamar sebelah
menjadi instrumen pengolah kata di tiap bait - bait doa yang tersembunyi
dan kepulan asap sigaretku, membingkai sedikit fragmen yang tersaji
seorang laki - laki muda begitu asyik menggumuli mimpi - mimpi, sesekali
ia membetulkan tubuhnya di empuk sofa berwarna tua
sementara,
seorang bocah laki - laki menggelepar diam dalam malam
sesekali juga, ia melenguhkan harapan - harapannya
' jangan diganti '
entah apa yang berkecamuk didalam ruang mimpi bocah itu
aku belum juga mengantuk, entah karena apa
malam ini akan segera berakhir di ujung fajar, suara - suara sayup puji Tuhan membuat gelisah
merona dalam merah, untuk setiap dosa - dosa yang pernah ada
kopiku sudah berteriak keras, ' kapan aku kau minum '
hahaha...mungkin saja ia takut padaku
karena,
pernah aku mendiamkannya berulang kali pada malam silam
' sialan, kau sangat menyia - yiakan aku '
demikian kiranya jika aku mencoba mengungkapkan
aku belum juga mengantuk, entah karena apa
dan kopi - kopi itu berderet membentuk warna hitam jelaga
memintaku sekali lagi, ' minum aku sekarang juga '
ah, sialan kau kopi
kau telah memaksaku membuat sedikit dentingan kala kuambil cangkirmu
' klunting '
hehehe...pahit legit
tapi aku sudah terbiasa