Utuy Tatang Sontani

UTUY TATANG SONTANI; seorang pahlawan yang terusir dari negerinya
Lahir di Cianjur 1 Mei 1920.

Utuy adalah seorang sastrawan angkatan 45. Karyanya yang pertama adalah tambera ( versi bahasa sunda ; 1937 ) sebuah novel sejarah yang berlangsung di kepulauan maluku pada abad 17. Novel itu pertama kali di muat dalam Koran daerah berbahasa sunda Sipatahoenan dan Sinar Pasundan pada tahun yang sama.
Setelah itu Utuy menerbitkan kumpulan cerpenya, orang-orang sial (1951), yang diikuti oleh cerita-cerita lakon yang membuatnya terkenal. Naskah lakon pertamanya suling dan bunga rumah makan (1948),
Diantara naskah lakon-lakon karya Utuy yang terkenal adalah Awal Dan Mira (1952), Sayang Ada Orang Lain (1954), Di Bawah Langit Ada Bintang (1955), Sangkuriang (1955), Selamat Jalan Anak Kufur (1956), Si Kabayan (1959), dan Tak Pernah Menjadi Tua (1963).
Pada tahun 1958 Utuy diutus oleh pemerintah Indonesia sebagai salah seorang wakil Indonesia dalam Konferensi Pengarang Asia-Afrika Di Tashkant,Uzbekistan.
Ketika hubungan politik Indonesia-Unisoviet semakin mesra, banyak karya pengarang Indonesia yang diterjemahkan dan diterbitkan kedalam bahasa Rusia, termasuk karya Utuy (tambera) yang dianggap mencerminkan semangat revolusi dan perjuangan rakyat.
Pada tahun 1965 Utuy bersama sejumlah pengarang dan wartawan Indonesia menghadiri perayaan 1 oktober di Beijing atas undangan pemerintah Tiongkok.
Pecahnya peristiwa G 30 S/PKI pada 1965 di Indonesia, membuat mereka terlunta-lunta di negeri asing, karena jika  kembali ke Indonesia berarti di tangkap dan di tuduh sebagai anggota G 30 S PKI seperti yang dialami oleh banyak kawan mereka. Situasi menjadi semakin sulit ketika di RRT sendiri pecah revolusi kebudayaan pada tahun 1966. sebagian orang Indonesia yang terdampar di Tiongkok akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Negara itu dan pergi ke Eropa Barat dengan menumpang kereta api Trans Siberia. Sebagian dari penumpang ini berhenti Moskwa, termasuk Utuy.
Kedatangan Utuy di Moskwa pada 1971 disambut hangat oleh pemerintah Unisoviet dan masyarakat ilmiah disana. Karena nama Utuy sudah dikenal luas atas karya-karyanya. Utuy diminta mengajar bahasa dan sastra Indonesia di moskwa. Di sana ia sempat menyusun sekurang-kurangnya empat buah novel dan autobiografi hingga ia wafat pada 1979 di mokswa. Salah satu novel yang ditulis dan diterbitkan di mokswa adalah Kolotok-kolotok, dibawah langit tak berbintang adalah memoir dan auto biografinya yang mengisahkan pengalaman hidupnya dalam pengasingan di RRT dan Rusia.
Ketika ia meninggal sebagai penghormatan, nisannya di tempatkan sebagai nisan pertama di pemakaman Islam di  Moskwa

Untuk membaca Biografi Utuy Tatang Sontani lebih lengkapnya, bisa klik Link dibawah ini :


Salah satu tulisan dari Utuy Tatang Sontani, yaitu Awal dan Mira. Hanya beberapa kupasan tentang tulisan tersebut.


CERPEN KARYA :  
UTUY TATANG SONTANI 
JUDUL : 
AWAL DAN MIRA – DRAMA SATU BABAK  
TEBAL 47 HALAMAN
PENERBIT :  
KIWARI – BANDUNG 
1962

SEKILAS TENTANG AWAL DAN MIRA
Peristiwa ini terjadi pada suatu malam dalam tahun 1951 didepan kedai kopi kepunyaan seorang perempuan bernama Mira.  Yang dimaksud dengan kedai kopi kepunyaan Mira itu sebenarnya serambi muka dari rumah Mira yang dibangun jadi kedai kopi. Dan rumah Mira itu rumah bambu,kecil tapi masih baru, letaknya menghadap kejalan, didirikan diatas bekas reruntuhan rumah batu yang hancur oleh peperangan, terpencil jauhdarikeramaian.
Malam itu pukul sembilan lebih, Mira yang cantik asik menyulam di belakang dagangan, di bawah lampu listrik, hanya kelihatan dari dada ke atas.
Ibunya, yang sudah berusia lanjut, ada di ruangan luar kedai, asik mengatur-ngatur penempatan dagangan. Dan di depan kedai di atas bangku duduk seorang laki-laki masih muda, menghadapi gelas kopi di atas meja.
 Laki-laki itu menghabiskan kopinya, kemudian menyerahkan uang kepada Mira seraya katanya :
” kembali setalen !”
 Tetapi Mira yang duduk di belakang dagangannya tidak mengasih uang pengembalian. Setelah menerima uang dari laki-laki, asik lagi saja ia menyulam.
” Mana kembali !” tanya laki-laki.
” Bah, jawab Mira.
” Setalen ya setalen.”
” Betul setalen,itu setalen,” kata Mira lagi, ” tapi tidak kah tuan merasa bahwa tuan terlalu lama tuan duduk disini,terlalu lama melihat wajahku ?”
” Melihat wajah mu mesti bayar
” Mengapa tidak ?” balas Mira pula.” memang nya istrimu cantik seperti aku ?”

Berikut adalah hasil penelusuran tentang respon terhadap karya - karya Utuy Tatang Sontani, yaitu Bedah Buku yang dilakukan sekitar Th 1960an

Bedah Buku Karangan Penulis Legendaris Utuy Tatang Sontani
“SULING”, ”BUNGA RUMAH MAKAN” & “AWAL DAN MIRA”
oleh H.B.Jassin pada th 1960
KATA PENGANTAR DARI DR IWAN :
BEDAH BUKU INI SAYA PERSEMBAHKAN BAGI PARA SASTRAWAN DAN SENIMAN DI DUNIA KHUSUSNYA INDONESIA AGAR DAPAT DIJADIKAN PEDOMAN TEKNIK BEDAH BUKU YANG SANGAT LUAR BIASA DARI SASTRAWAN INDONESIA H.B.JASSIN

Share this article :
 

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DUDU DEWO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger