WUKIR RAHTAWU ( 2 )

Konon cerita para penduduk setempat, pernah ada yang melanggar larangan tersebut, maka datang bencana angin ribut yang menghancurkan rumah dan dukuh yang mengadakan pagelaran wayang tersebut. Namun untuk mendengarkan siaran wayang kulit dari pemancar radio, kok tidak apa-apa. Samar-samar terbersit pemahaman di benak penulis akan kecerdikan dan ketegaran Jawa dalam berinteraksi dengan berbagai peradaban pendatang di Rahtawu, sebagai berikut : Di puncak tertinggi (gunung "Sangalikur") adalah "petilasan pertapaan Sang Hyang Wenang". Tempatnya sepi kering tidak ada apa-apa alias suwung (tan kena kinayangapa). Dibawahnya ada "petilasan pertapaan" Resi Manik Manumayasa, Puntadewa (Darmakusuma), Nakula Sadewa, dan Bathara Ismaya (Semar). Tokoh-tokoh tersebut merupakan simbul personifikasi manusia titisan dewa yang berwatak selalu menjalankan "laku darma" pengabdian kepada Hyang Maha Agung. Atau mengajarkan "laku-urip" yang religius. Bahkan Sang Hyang Wenang merupakan salah satu nama dari sesembahan (realitas tertinggi) Jawa. Bathara Ismaya merupakan derivate (tajalli, emanasi) awal dari Sang Hyang Wenang, menggambarkan cangkok atau emban (plasma kalau diibaratkan pada sel hidup). Sedang Eyang Manik Manuyasa kiranya merupakan nama lain dari Bathara Manikmaya, yang juga merupakan derivate (tajalli, emanasi) awal Sang Hyang Wenang, menggambarkan kembang, permata atau wiji/benih (inti kalau diibaratkan sel hidup). Sel hidup selalu terdiri dari Inti dan Plasma yang tidak bisa dipisahkan. Demikian pula kiranya konsep Jawa tentang "Urip" selalu terdiri dari "Manikmaya" dan "Ismaya" yang juga tidak bisa dipisahkan. Puntadewa dan Nakula-Sadewa adalah tiga satria Pandawa yang tidak pernah berperang. Puntadewa simbul kesabaran, Nakula kecerdasan, dan Sadewa kebijaksanaan. Bahkan kemudian dalam mitologi Jawa, Sadewa adalah satria yang mampu meruwat Bethari Durga yang serba jahat menjadi Bethari Uma yang welas-asih. Petilasan ketiga satria Pandawa tersebut ditempatkan di gunung "Sangalikur" dibawah Sang Hyang Wenang, Bethara Manikmaya dan Bethara Ismaya, melambangkan bahwa kesempurnaan manusia di hadapan Tuhan (sesembahan) adalah kesadaran akan "sejatining urip", yaitu yang merupakan gabungan Puntadewa (sabar), Nakula (cerdik-pandai) dan Sadewa (arif bijaksana). Puncak kedua di "gunung Abiyasa" merupakan "petilasan pertapaan" Eyang Abiyasa dan Eyang Palasara. Keduanya merupakan maharesi yang tertinggi "kawruhnya". Tempatnya juga sepi kering tidak ada apa-apa. Bahkan jalan menuju tempat itu hanya ada satu. Untuk naik dan turun melalui jalan yang sama. Sepertinya menyiratkan bahwa jalan menuju puncak ketinggian "harkat spirituil manusia" yang bisa dicapai adalah sebagai Resi Abiyasa dan Resi Palasara yang hidup sunyi sepi namun tidak meninggalkan keramaian dunia. Palasara dan Abiyasa konon merupakan leluhur Pandawa. Meskipun hidup sebagai resi (pendeta), namun keduanya terlibat langsung dengan realitas hiup manusia di dunia. Diantaranya terlibat perkara seks dalam arti untuk regenerasi (berketurunan) manusia. Menurut ceritanya pula, keduanya tidak menempati "etika agama" dalam hal bercinta-asmara. Dan lebih kepada naluri alamiah yang terekayasa oleh kebutuhan. Palasara bercinta-asmara dengan Dewi Lara Amis (Durgandini) di dalam perahu oleh akibat dorongan nafsu birahi keduanya, hingga lahir Abiyasa (baik) dan saudara-saudaranya (jahat). Abiyasa pun melakukan cinta-asmara dengan janda adiknya oleh kebutuhan Hastinapura akan generasi penerus. Maka petilasan Palasara dan Abiyasa tidak dalam satu gunung dengan Sang Hyang Wenang mengandung maksud, bahwa sesungguhnya untuk mencapai "kesempurnaan harkat kemanusiaan" bisa dicapai juga dengan memenuhi darma sebagai manusia secara alamiah, meskipun darma tersebut mungkin kurang sejalan dengan "norma kesusilaan" dan "etika keagamaan". Petilasan Eyang Sakri, Eyang Sakutrem berada di kaki gunung yang rendah. Keduanya juga maharesi leluhur Pandawa. Petilasan pertapaannya berada dekat dengan mata air (sendang), artinya lebih dekat berderajat manusia katimbang dewa.

( bersambung )
Share this article :
 

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DUDU DEWO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger