Dan inilah proses " TUK " yang ( katanya ) melelahkan ( 1 )

Pada Halal Bi Halal Keluarga Segitiga Teater ( Keset ) yang diadakan di rumahnya Samsu Tra Lala, daerah Sowan Lor Jepara pada tanggal 03 Agustus 2014, telah disepakati tentang produksi selanjutnya yang ( sempat ) mandeg 1 ( satu ) semester...wkwkwk ( koyo wong kuliah ae ). Nah, pada waktu itu, disepakati naskah " TUK " dan disutradarai oleh Cipo



 




 
Untuk segera merealisasikan kesepakatan tersebut, maka segeralah ditentukan latihan perdana Proses Produksi XI Keluarga Segitiga Teater.



Naskahpun segera digandakan dan dibagi ===>








 




Pun latihan perdana sepakat dilaksanakan pada tanggal 06 Agustus 2014 di Mabes Keset, alamat Desa Rendeng RT 04/ VI No. 01 ( depan Pasar Kliwon ). Pada latihan perdana tersebut, banyak teman - teman Keset yang antusias hadir. Sebut saja teman - teman dari Keset sendiri, Teater Dewa Ruji, Teater Apotek, Teater Obeng, teman - teman Keset yang lain. Tentu saja dengan harapan bisa turut kebagian peran dalam naskah " TUK ".  











 

Pada akhirnya, ditentukanlah aktor dan aktris Keset yang bersedia dan berkenan main di naskah " TUK ". Setelah itu, proses sempat berhenti sejenak dikarenakan berita duka di penghujung Agustus. Adalah sesepuh penunggu Mabes Keset berpulang, beliau adalah Mbah Cik. Maka setelah itu, latihanpun berpindah di panggung belakang RM. Bambu Wulung. Tempat biasa Keset latihan, pada produksi sebelum dan sebelumnya. Yaitu mulai produksi IX " Malam Jahanam ", lalu produksi X " Kereta Kencana ".
Kenapa Panggung belakang RM. Bambu Wulung?
Memang, Keset berusaha memanfaatkan tempat - tempat yang bisa digunakan untuk latihan. " Akan tetapi, tidak semua tempat representatif dijadikan tempat latihan ". Begitu kata beberapa teman Keset. " Sebut saja Taman Budaya Sosro Kartono, Aula Bale Desa Rendeng, Gedung PAN, dsb. Beberapa tempat disebut diatas, pernah digunakan untuk tempat latihan. Akan tetapi, beberapa permasalahan sering muncul dan timbul. Bahkan diawal penggunaan Panggung Belakang RM. Bambu Wulung pun pernah terjadi sedikit gangguan, akan tetapi bisa diatasi dan diselesaikan ".
Sedikit gambaran tentang panggung belakang RM. Bambu Wulung, bahwa tempat tersebut adalah panggung terbuka. Dan sangat dimungkinkan para anggota Keset terserang masuk angin jika harus latihan ditempat tersebut secara terus menerus. Apalagi jika musim penghujan tiba. " Tapi yang namanya proses, dan latihan tetap saja latihan. Maka kami tetap latihan disini hingga pentas ", begitu ujar Kang Paijan, Ketua seumur hidup Keluarga Segitiga Teater yang diamini Jesy Segitiga ( salah satu penggagas dan pendiri Keset ) 

( bersambung pada link Dan inilah proses " TUK " yang ( katanya ) melelahkan ( 2 ) )


Suasana Panggung Belakang RM. Bambu Wulung, tempat Keluarga Segitiga Teater latihan
Share this article :
 

linkwithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. DUDU DEWO - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger